Minggu, 03 September 2017

Pintu Terbuka

Genap 7 tahun sudah blog ini berjalan, rasanya waktu cepat sekali berlalu. Lima tahun yang lalu aku masih mengingat jelas dan rinci akan jadi apa aku kelak. Sedikit demi sedikit impian itu mulai terlihat, belum sepenuhnya jelas namun sudah mengintip dibalik pintu yang sesungguhnya siap ku buka dan menyambutku. Hanya saja kemalasan lebih kuat ku pertahankan hingga akhirnya banyak waktu yang terbuang.

Sekarang aku sudah menginjak semester 7, angka yang sering digambarkan dengan kelengkapan, dan kesempurnaan. Ya.. lengkap saat aku harus benar-benar merampungkan sekelumit pikiran yang mengganggu dalam hati. Dimana saat nya aku harus membuka "Pintu" agar semua terlihat jelas. Sedikit flash back beberapa bulan yang lalu, aku mengalami berita duka yang begitu dalam. Seorang sahabat ku yang sangat ku sayangi dipanggil Tuhan terlebih dahulu. Teman satu kerja, satu universitas, dan satu rasa dalam menggapai impian. Selalu berbagi cerita dalam setiap duka maupun duka. Pertemenuan terakhir yang sangat manis, dimana dia memeluk ku erat dengan tersenyum. Iya.. malam itu, malam terakhir aku bertemu dengan nya. Sunguh perpisahan memang menyakitkan. Baik itu sahabat, keluarga atau pasangan sekalipun. Rasanya ingin terus bersama tanpa mengenal kata pisah. Namun aku menarik satu kesimpulan, bahwa hidup sementara di dunia ini tak ada yang abadi, tak ada tanpa duri nestapa. Bahwa harus terus berjalan, bahwa hidup tidak bisa stagnan.

Disanalah pintu menunggu siap untuk dibuka.
Setelah terbuka, terus berjalan dan menatap kedepan.
Sesekali perlu sedih menangis, tak apa karna hidup perlu jeda. .
Hanya jangan berlarut sampai tak mampu meneruskan perjalanan.


Sabtu, 31 Desember 2016

I Have Already in 2017

Satu tahun silam sudah kulewati dengan suka duka, tangis sesekali dan sedikit imajinasi gila yang ternyata menjadi kenyataan. Kupikir mimpi itu tidak akan pernah menjadi nyata, namun aku takjub setelah mengalaminya. Sungguh besar keajaiban Maha Pencipta yang sungguh baik, membiarkanku menerima anugrah yang selama ini ku inginkan. Tidak banyak resolusi yang ku buat untuk menginjak tahun 2017 ini, karna aku percaya, jika ditahun lalu saja Dia menuntunku, maka tahun ini Dia pun akan merancang sesuatu yang spesial untuk ku. Have a great year:)

Sabtu, 07 November 2015

Jangan Bermain Dengan Waktu

                  Haii kawan setiaku, sudah lama tak menyapamu. Tak terasa banyak waktu yang ku lalui dengan berkutat dan sibuk dengan dunia ku. tidak terasa waktu cepat sekali berlalu. dua bulan lagi genap tutup tahun 2015 dan kembali dengan tahun yang baru. buat resolusi apa dengan tahun 2016? entahlah belum kupikirkan untuk saat ini. Kali ini ceritaku bukan soal resolusi, bukan,hehe. Aku rindu untuk menyapamu, mengeluh dengan situasi saat ini padamu. Dan sekarang waktu yang tepat setelah sekian hari, sekian minggu dan sekian bulan ku lalui dengan masa-masa senang, sedih, gundah, dan berbagai macam rasa lainnya yang menyelimuti perasaanku. 
                  Kegiatan kampus, serta pekerjaan yang sekarang ini sedang aku geluti, dan juga teman-temanku banyak menyita waktu serta perhatianku. sehingga aku lupa, sebenarnya saat ini aku sedang berada dimana? Aku seperti tersesat tak menemukan diriku yang dulu. Bagaimana ini terjadi tanpa sepengatahuan dan seiijinku? Ooh.. tidak ini situasi yang sungguh membingungkan. bahkan aku tak tahu mau dibawa kemana kaki ini untuk melangkah. Semua goal-goal yang sudah kususun, begitu saja sirna dengan ketidakberdayaanku menghentikan kesibukan ku yang tak kusadri ini. Wake up Vivi, come on girl! tak seharusnya kamu begini. Mengecewakan orang-orang yang ingin melihat aku sukses, mengecewakan orang-orang yang sudah berusaha keras untuk membantu aku untuk mencapai apa yang ku impikan selama ini. Aku sudah salah melangkah. merasa mampu untuk berdiri sendiri tapi ternyata tidak. Merasa sanggup untuk bersikap dewasa, tetapi aku seperti anak-anak. Bermain-main dengan waktu adalah hal yang paling mengerikan. Sungguh-sungguh mengerikan. Berapa lama lagi aku harus begini? Berdiri tanpa tujuan yang pasti?
                 Setelah papa kecelakaan, aku seperti kehilangan sosok pemimpin dalam hidupku. Sekarang aku harus bisa berpikir sendiri, bersikap dewasa, dan berusaha untuk membangkitkan semangat sendiri. Maafkan kelemahanku ini. Saatnya untuk menyusun kembali rencana-rencana yang sempat aku lupakan. Tidak perlu mengasihani diri sendiri, karna itu tidak bekerja dengan baik, yang ada hanya akan mengahambatku untuk bergerak maju. Bersyukur aku terbangun dari mimpi buruk ini, bersyukur masih diingatkan lagi. Selagi waktu belum terlalu jauh meninggalkan ku, aku akan berjalan pelan menyusulnya dan pada akhirnya aku akan berlari tanpa ragu-ragu lagi. Biarlah beberapa bulan ini menjadi pelajaran berharga bagiku, baik kamu yang sudah mengisi hari-hari ku. Ku doakan kau bahagia dengan pasanganmu saat ini. Ku pikir melepasmu adalah keputusan yang tepat bagiku, karna kau telah membuat keputusan untuk bahagia bersama yang lain. Begitu juga kau sahabatku, lelaki yang sudah sabar menunggu ku untuk bisa bangkit lagi dari rasa sakit, dan ternyata aku justru tak dapat membalas kebaikan mu. Semoga kau pun dapat menemukan wanita yang bisa bersanding denganmu, tetapi bukan aku. Kalau pun kita ditakdirkan bersama percayalah, waktu akan mempertemukan kita lagi. Untuk saat ini, biarkan aku merangkai mimpi-mimpiku lagi. Aku rindu untuk segera menggapainya. Tentunya tidak hanya dari usahaku, tetapi dengan kehendakNYA saja yang terjadi padaku.

Senin, 03 Agustus 2015

Kehadiranmu

             Kehadiranmu membuatku lupa akan masa kelamku yang lalu. Karna kupikir buat apa kembali menata hati yang rapuh jika nantinya akan kembali rapuh dan tak dapat kembali bangkit dari keterpurukan? Aku salut dengan kesabaranmu menghadapi ku, walau sering kau ku abaikan. Tapi sekarang apa? Aku malah selalu ingin mendengar kabarmu, ceritamu, pengalamanmu, dan semua tentangmu ingin ku tahu. Apa maksud semua ini? Tidakkah ini terlalu aneh bagiku? Yang tadinya kupikir aku tidak akan pernah merasakan perasaan ini lagi terhadap pria manapun, karna aku terlalu lelah untuk jadi tempat persinggahan saja, jika sudah menemukan tempat indah lalu aku dilupakan. Entahlah, tadinya aku tak percaya cinta.. Tak percaya bahwa cinta benar-benar ada. 
           Terimakasih untuk waktu singkat yang kau beri. Kau mampu meruntuhkan tembok yang kubangun kuat selama ini, dimana tembok itu selalu ku bentuk dengan perasaan sedih, khawatir, curiga, dan perasaan buruk lainnya terhadap pria yang berusaha untuk mendekatiku. Kau hadir dengan sosok yang ramah, tanpa berusaha untuk merubahku seperti yang kau mau. Kau mampu menerima ku apa adanya. Untuk saat ini aku tidak begitu tahu bagaimana mendefinisikan perasaan ini. Yang pasti aku bahagia saat mendengar kabarmu dan semua cerita mu. Terimakasih teman:)

Minggu, 07 Juni 2015

Kau Hadir Dengan Sosok yang Berbeda

          Sekali lagi kurelakan dia untuk yang lain. ku biarkan dia memilih yang terbaik. dan sekali lagi hati ini terluka. Terimakasih kau kembali hadir dari sosok orang yang berbeda namun memberikan warna romansa yang serupa yang dahulu pernah kuterima dari lelaki yang hampir mirip dengan kepribadianmu. aku seperti mengulang kejadian bodoh yang sama, Terjebak pada situasi yang sama. aneh dan lucu, tapi ini benar-benar terjadi dalam kehidupan ku. yang tadinya ku anggap dia akan mengisi ruang kosong yang selama ini kubiarkan tak berpenghuni, ternyata dia hanya sekedar mampir duduk sekedar untuk meliha-lihat dan tak berniat untuk menghuni tetap di ruangan kosong tersebut. aku bisa apa jika dia sudah memutuskan untuk meninggalkan ku begitu saja? mengingat beberapa bulan yang lalu kami sempat berkomunikasi baik dan sesekali bertemu walau tidak rutin. Mengingat dia pernah mengucap kata-kata manis, dan perhatian-perhatian yang membuat tadinya saya yakin bahwa dia bisa menjadi orang yang tepat yang selama ini aku nanti. Namun kenyataan nya ternyata tidak demikian. Aku terlalu jauh berharap. Bodoh! Aku terlalu bodoh. Bahkan tupai saja bisa tahu lubang yang sama agar tidak terjatuh kembali, tetapi mengapa aku tetap bertahan pada lubang itu? rindu dengan lubang yang sama, bahkan tidak ingin beranjak dari lubang itu. Sudalah, malam ini adalah malam terakhir untuk aku mengingatnya lagi. Hingga keesokan harinya, aku berharap aku segera bangun dari mimpi buruk ini, dan tidak mengingatnya lagi. Sekali lagi aku mendapat pelajaran yang berharga. Sekali lagi aku diingatkan untuk jauh lebih berhati-hati lagi agar hati ini tidak kembali tersakiti. Sekian. 

Selasa, 03 Februari 2015

Ayah

       Entah kata yang tepat apa, untuk mendeskripsikan sosok seorang laki-laki tangguh itu yang sering ku panggil dengan sebutan ayah (papa). Setengah tahun sudah berlalu waktu itu, saat papa mengalami kecelakaan yang cukup serius hingga menyebabkan patah tulang dan pendarahan di otak. Tak kusangka kejadian itu telah merenggut ingatan nya, hingga saat ini dia bahkan tak mampu mengingat baik nama anak-anaknya ataupun cucu-cucunya. Kini semua tampak tak mudah untuk dipahami, mengapa kejadian tersebut bisa menimpa papa yang waktu itu mengendarai sepeda motor lalu kemudian ditabrak oleh seorang anak muda yang pengakuan nya sedang terburu-buru untuk pergi ke suatu tempat. Menggingat kejadian itu, aku tak kuasa menahan air mata yang sesungguhnya aku tahan, agar aku tidak terlihat lemah saat memandangi papa yang saat ini sedang tersenyum kepadaku. Dia adalah sosok seorang laki-laki yang berprinsip kuat. Jika sesuatu hal tidak sesuai keinginan hatinya dia rela mempertahankan tanpa tak mau tau apa yang akan menjadi konsekuensinya nanti. Papa mengajarkanku banyak hal, mulai dari bagaimana menjadi wanita yang baik, menjaga harga diri, dan menjadi wanita yang mandiri. Walau terkadang caranya salah, aku mengerti bahwa sesungguhnya itu semua demi kebaikanku kelak. Dia adalah seorang lelaki yang hebat, dia mampu membesarkan anak-anaknya seorang diri tanpa ada seorang istri yang selalu bisa menemaninya. Aku banyak berhutang padanya. 
        Kini papa sedang menjalani masa pemulihan. Dia terus bersyukur kepada Tuhan karna masih diberikan kesempatan untuk hidup walau tidak bisa seperti dulu. Aku merasa sedikit lebih dewasa sekarang. Yang tadinya aku selalu meminta tolong kepada papa dalam mengurusi semua keperluanku, sekarang aku harus bisa mengerjakan semua sendiri. Aku sadar, dibalik kejadian itu Tuhan menitipkan pelajaran yang sungguh berharga padaku. Tetaplah semangat pa, kami anak-anakmu selalu mencintaimu. I ❤ my Dad.

Minggu, 18 Januari 2015

I Will Be The Best

Berada ditengah-tengah orang yang expert dibidangnya, membuat aku merasa "kecil" diantara mereka. Aku merasa bukan apa-apa. Namun apa yang kudapat jika aku terus mengunderestimate diri terus-menerus? Yang ada aku semakin minder dan terus meratapi nasib yang tak berubah.haha lebay kalo yang ini. Di satu sisi aku senang berada diantara mereka, namun disisi lain aku minder, ya aku malu. Dari situ aku bertekad, untuk terus mengembangkan potensi diri yang aku miliki. Ini seperti pecut yang memukul aku untuk bisa sadar dan bangun dari semua kemalasanku selama ini. Terimakasih ku ucapkan kepadaNya yang telah mempertemukan aku dengan orang-orang yang hebat, sehingga memicu aku untuk bisa seperti mereka. Bukan menjiplak menjadi persis seperti mereka, tetapi menjadi expert dibidang yang aku tekuni sekarang ini. Itu pasti, dan aku yakin nanti ada saatnya aku akan berdiri dengan tegak, dan berdiri dengan pecaya diri seperti orang-orang hebat yang aku lihat kemarin.