Semalam aku bermimpi tentangnya, mimpi yang sedikit membuatku tersenyum. Mungkinkah hati ini terlalu merindukannya sehingga tanpa sadar dia hadir di mimpiku, ataukah itu hanya kebetulan saja sehingga dia hanya sekedar 'mampir' untuk menghiasi indahnya malam kemarin? Entahlah, tak seorang pun tau. Serasa hati ini tak menerima keadaan yang sesungguhnya terjadi, kalau dia memang tak akan pernah ku miliki. Apa yang semestinya aku lakukan? Sudah berbagai cara ku coba untuk tidak mengingatnya, namun semakin ku mencoba lupa, semakin sering pula aku mengingatnya. Aku mencoba mencari penggantinya, tetapi bayang-bayangnya selalu mengikuti ku seakan tak mau pergi.
Ooh,, sungguh ini tak adil bagiku. Mengapa disaat orang-orang telah menemukan pasangannya, sementara aku tidak? Aku hanya bisa menangis dalam hati dan terus mengingatnya. Pilu hati ini tak kuasa menahan rasa sedih yang begitu dalam. Kemarin aku berkata dalam hati dengan tekad yang kuat, aku pasti bisa mencari seseorang yang bisa menggantikan sosoknya, tetapi apa? Apa yang kudapatkan? Sekarang aku justru mendapati diriku terlalu rapuh untuk menepati janjiku kemarin. Aku mengaku aku belum bisa melupakannya. Sosoknya masih terlalu melekat sampai aku belum bisa menerima kenyataan kalau sesungguhnya aku bukan ditakdirkan untuknya. Aku sungguh menyesali pertemuanku dengannya, dan baru ku sadari ternyata waktu tidak dapat terulang. Andai di waktu itu aku tidak pernah bertemu dengannya mungkin aku tidak akan sesakit ini.