Sabtu, 07 November 2015

Jangan Bermain Dengan Waktu

                  Haii kawan setiaku, sudah lama tak menyapamu. Tak terasa banyak waktu yang ku lalui dengan berkutat dan sibuk dengan dunia ku. tidak terasa waktu cepat sekali berlalu. dua bulan lagi genap tutup tahun 2015 dan kembali dengan tahun yang baru. buat resolusi apa dengan tahun 2016? entahlah belum kupikirkan untuk saat ini. Kali ini ceritaku bukan soal resolusi, bukan,hehe. Aku rindu untuk menyapamu, mengeluh dengan situasi saat ini padamu. Dan sekarang waktu yang tepat setelah sekian hari, sekian minggu dan sekian bulan ku lalui dengan masa-masa senang, sedih, gundah, dan berbagai macam rasa lainnya yang menyelimuti perasaanku. 
                  Kegiatan kampus, serta pekerjaan yang sekarang ini sedang aku geluti, dan juga teman-temanku banyak menyita waktu serta perhatianku. sehingga aku lupa, sebenarnya saat ini aku sedang berada dimana? Aku seperti tersesat tak menemukan diriku yang dulu. Bagaimana ini terjadi tanpa sepengatahuan dan seiijinku? Ooh.. tidak ini situasi yang sungguh membingungkan. bahkan aku tak tahu mau dibawa kemana kaki ini untuk melangkah. Semua goal-goal yang sudah kususun, begitu saja sirna dengan ketidakberdayaanku menghentikan kesibukan ku yang tak kusadri ini. Wake up Vivi, come on girl! tak seharusnya kamu begini. Mengecewakan orang-orang yang ingin melihat aku sukses, mengecewakan orang-orang yang sudah berusaha keras untuk membantu aku untuk mencapai apa yang ku impikan selama ini. Aku sudah salah melangkah. merasa mampu untuk berdiri sendiri tapi ternyata tidak. Merasa sanggup untuk bersikap dewasa, tetapi aku seperti anak-anak. Bermain-main dengan waktu adalah hal yang paling mengerikan. Sungguh-sungguh mengerikan. Berapa lama lagi aku harus begini? Berdiri tanpa tujuan yang pasti?
                 Setelah papa kecelakaan, aku seperti kehilangan sosok pemimpin dalam hidupku. Sekarang aku harus bisa berpikir sendiri, bersikap dewasa, dan berusaha untuk membangkitkan semangat sendiri. Maafkan kelemahanku ini. Saatnya untuk menyusun kembali rencana-rencana yang sempat aku lupakan. Tidak perlu mengasihani diri sendiri, karna itu tidak bekerja dengan baik, yang ada hanya akan mengahambatku untuk bergerak maju. Bersyukur aku terbangun dari mimpi buruk ini, bersyukur masih diingatkan lagi. Selagi waktu belum terlalu jauh meninggalkan ku, aku akan berjalan pelan menyusulnya dan pada akhirnya aku akan berlari tanpa ragu-ragu lagi. Biarlah beberapa bulan ini menjadi pelajaran berharga bagiku, baik kamu yang sudah mengisi hari-hari ku. Ku doakan kau bahagia dengan pasanganmu saat ini. Ku pikir melepasmu adalah keputusan yang tepat bagiku, karna kau telah membuat keputusan untuk bahagia bersama yang lain. Begitu juga kau sahabatku, lelaki yang sudah sabar menunggu ku untuk bisa bangkit lagi dari rasa sakit, dan ternyata aku justru tak dapat membalas kebaikan mu. Semoga kau pun dapat menemukan wanita yang bisa bersanding denganmu, tetapi bukan aku. Kalau pun kita ditakdirkan bersama percayalah, waktu akan mempertemukan kita lagi. Untuk saat ini, biarkan aku merangkai mimpi-mimpiku lagi. Aku rindu untuk segera menggapainya. Tentunya tidak hanya dari usahaku, tetapi dengan kehendakNYA saja yang terjadi padaku.