Senin, 03 Oktober 2011

Betah Jomblo

Beberapa kerabat dekat saya, sering bertanya kepada saya. Dan pertanyaan mereka, selalu tidak jauh-jauh menyangkut masalah pacar. Begini biasanya mereka bertanya "Vi, kenapa sih sampe sekarang lo ga punya pacar juga? Haha, pertanyaan sepele sih, tapi sedikit menggelitik hati saya. Memikirkan pertanyaan sahabat-sahabat saya itu, saya pun jatuh dalam lamunan sesaat. Saya memikirkan pacar seperti apa yang akan menjadi pacar saya nantinya. Tidak beberapa lama kemudian saya tersadar, ternyata saya sudah cukup lama melamun. Saya tertawa geli dalam hati, karena terlalu banyak mengkhayal dan membayangkan mempunyai pacar yang seperti ini, mempunyai itu, yang begini, dan khayalan-khayalan yang tidak masuk akal lainnya. Banyak sahabat-sahabat saya yang merasa kasihan dan prihatin karena sampai saat ini saya belum mempunyai pacar, dan mereka berusaha untuk memperkenalkan saya dengan beberapa cowok pilihan mereka. Jadi secara halusnya, mereka bilang saya gak laku!! (>,<") Tetapi, ada juga beberapa dari antara mereka yang justru merasa bangga, karena saya bisa bertahan dulu untuk tidak terburu-buru mempunyai pacar.

Jomblo itu terlihat menyedihkan bagi kebanyakkan orang, jomblo itu terlihat membosankan, menyebalkan, dan hal-hal lain yang banyak orang tidak sukai. Jomblo sering di artikan oleh beberapa orang, yang berarti orang yang selalu kesepian. Dan banyak juga yang bilang kalau ga punya pacar itu ga gaul dan ketinggalan jaman.

Apa iya, cuma orang yang mempunyai pacar yang bisa bahagia? Ehm, saya rasa orang yang mempunyai pacar akan menjawab dengan cepat tanpa harus berpikir panjang, Ya, jelas!!

Tapi, gimana pendapat teman-teman kita yang masih sendiri atau jomblo?

Sebenernya berpacaran atau jomblo sekalipun, tidak ada yang salah. Itu kan hanya sebuah pilihan saja. Pilihan bagi yang siap mempunyai pacar, mereka akan memilih berpacaran. Tetapi bagi yang belum siap berpacaran, mereka akan memilih untuk menunda dulu.
Sebenernya apa sih, alasan para jomblo untuk tidak berpacaran?
Menurut beberapa teman-teman saya yang jomblo, begini nih mereka kasih jawaban:
1. Belum dapet yang sesuai keinginan.
2. Karena terlalu sibuk dengan kegiatan, jadi lupa kalau masih jomblo. Hhehe.
3. Jomblo, karena baru di putusin pacarnya.
4. Belum dapet SIM C (Surat Ijin Mencari Cinta) dari orang tuanya.
5. Trauma pacaran, karena punya masa lalu yang buruk waktu berpacaran jadinya memutuskan untuk jomblo.

Sendiri itu tidak selamanya buruk kok, karena di sekeliling kita banyak sahabat-sahabat dan keluarga, terlebih ada Tuhan yang selalu memperhatikan kita. Sebaiknya jangan terburu-buru mengambil keputusan untuk berpacaran, kalau belum betul-betul siap. Apalagi berpacaran untuk yang lebih serius, harus lebih di pikirkan matang-matang. Jangan takut di cap jomblo, atau malu dengan status single. Toh, jomblo itu kan hanya sementara saja, sampai dapat menenemukan seseorang yang bisa mengetarkan hati, hhehe. Carilah dulu teman sebanyak-banyaknya, barulah kita mulai memilih dan memilah mana yang betul-betul bisa kita jadikan pacar atau pun menjadi teman hidup kita kelak. Dan kalau sahabat-sahabat saya akan bertanya kembali kepada saya, "masih betah jomblo?." Kelihatannya begitu. ^_^

Selasa, 27 September 2011

Akar Segala Kejahatan Ialah Cinta Akan Uang

Uang..
Mengapa manusia begitu menginginkan uang?
Mengapa begitu banyak mahkluk di muka bumi ini mudah tergiur oleh uang?

Seandainnya uang dapat di ajak berbicara.
Akan ku sampaikan keluh kesah orang-orang yang menderita karena uang.

Hay, uang..
Tahukah kau, karnamu banyak keluarga yang hancur berantakkan karna kesulitan untuk membiayai hidup?
Tahukah kau, karnamu begitu banyak manusia tidak memiliki hati, karna keserakahan mereka untuk menginginkanmu?
Tahukah kau, karnamu begitu banyak manusia bisa menjadi lupa diri, sehingga terjadi banyak pembunuhan?
Tahukah kau, karnamu banyak orang menderita kesakitan, karena di siksa hanya untuk mencarimu ke negri luar?
Tahukah kau, banyak orang yang berpendidikan tinggi, namun telah menjadi orang yang tidak bermoral, karena memperebutkanmu?

Uang dapat membuat orang menderita, namun tidak sedikit juga banyak orang yang bahagia di buatnya.
Sadar atau tidak, uang telah menjadikan manusia menjadi lupa diri.

Untuk apa bertengkar, sampai keluarga menjadi berantakan, hanya karna benda mati?
Untuk apa menjadi serakah, hanya karena benda mati?
Untuk apa saling membunuh, hanya karena benda mati?
Untuk apa manusia menjadi tidak bermoral, hanya karena benda mati?

Bagaimana bisa, begitu banyak orang dikendalikan oleh benda mati?!

Sebetulnya, siapakah yang salah dalam hal ini? Uang, ataukah manusia itu sendiri yang terlalu serakah?

Karena akar segala kejahatan, ialah cinta uang.
Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai duka. (1 Timotius 6:10).

Sahabat-sahabatku, tidak ada batasan seseorang untuk memiliki uang. Carilah uang sebanyak-banyaknya, tetapi tidak dengan keserakahan dan nafsu semata. Terlebih, pergunakanlah uang itu dengan bijak. Dan jadilah berkat untuk orang lain, agar Bapa kita yang di sorga akan mencurahkan berkat yang limpah pula kepada kita. Semoga tulisan singkat ini dapat bermanfaat.

Rabu, 27 Juli 2011

Menunggu



Hampir 5 tahun lebih, aku menunggu jawaban doaku. 
Entah sampai kapan aku harus menunggu, hanya Dia yang tahu. 
Sulit ku pahami, dan tidak jarang aku lelah menunggu jawaban doa itu. 
Kini aku merenungkan, benarkah doa - doaku selama ini ternyata tidak ada jawaban? 
Atau hanya aku, yang tidak sabar untuk menunggu jawaban tersebut. 


Sedih..... 
Yah, itulah kata - kata yang saat ini menggambarkan perasaanku. 


Sering aku lupa akan kuasa Tuhan.
Dan tidak jarang pula, aku lemah dan tidak menaruh kepercayaanku sepenuhnya, 
untuk di tanggung oleh Nya. 


Makhluk seperti apa aku ini?? 


Jarang mengucap syukur, 
Sering lalai dalam melakukan tugas yang semestinya harus di lakukan, selalu mengeluh dan tidak ingin mencari jalan keluar, terlebih sering mengabaikan nasihat - nasihat. 
Aku terlalu sibuk memaksakan agar doaku di jawab, namun ternyata aku pun belum mempersiapkan diri untuk menerima doa itu. 


Sedikit demi sedikit mataku mulai terbuka, hidup ini butuh kerja keras yang sungguh - sungguh
Bila hanya menunggu dan tidak berbuat apa - apa, ku rasa Yang Maha Kuasa pun enggan, untuk menjawab doa yang sudah ku layangkan. 


Ampunilah, manusia yang hina dan berdosa ini ya Tuhan.

Kamis, 09 Juni 2011

Menjaga Perkataan

Ku terbangun dari lelapnya tidurku, setelah kuperiksa jam menunjukan pukul. 04.30 wib. Lalu ku bergegas untuk mengambil sebuah buku berwarna hitam, yang isinya surat cinta Tuhan kepadaku, dan buku itu ku sebut  Alkitab. Ku awali dengan doa syukurku kepada-NYA, karena telah membangun kanku, dalam keadaan yang sehat tanpa kekurangan sesuatu  apapun. Setelah aku selesai berdoa, kubuka beberapa ayat  yang ada di dalam alkitab. Mataku tertuju pada kalimat sebagai berikut;

“Janganlah ada perkataan kotor , yang kosong keluar dari mulutmu, tetapi pakailah perkataan yang baik untuk membangun, di mana perlu, supaya mereka yang mendengarnya, beroleh kasih karunia”.  Efesus 4:9.

Sejenak, ku renungkan ayat itu. Ku ulangi beberapa kali sambil membaca dalam hati. Lalu kembali kupejamkan mataku, “Ya, Tuhan yang memiliki bumi dan segala isinya. Perkenankanlah hamba datang bertelut dan berdoa. Terimakasih, karna Engkau mengajarkanku untuk menjaga perkataanku. Biarlah, mulai hari ini hamba dapat belajar untuk  mengeluarkan kata-kata yang sedap didengar, dan tidak menyakiti siapapun yang mendengarannya.  Dan, ampunilah hamba bila selama ini, hamba sering menyakiti seseorang dengan perkataan yang tak pantas”. Amin. Selesai bedoa, ku langsung mempersiapkan diri untuk menyambut hari itu, dengan perasaan sukacita. Ku siap untuk mengawali hari itu, dan satu hal yang ada di pikiranku, untuk tetap menjaga perkataanku agar setiap orang yang berbicara kepadaku beroleh sukacita. Tidak mudah, namun aku akan berusaha mencobanya. Mencoba tidak asal bicara, mencoba tidak menjelekan orang, mencoba berkata apa adanya.

Selamat pagi.